“Belajar Matematika Lebih Menyenangkan”
Matematika. Ada apa dengan matematika? Yah, selama ini mata pelajaran matematika rupanya masih menjadi momok Akibatnya, siswa kurang bisa menikmatinya. Pola didik guru yang masih dominan di kelas saat pembelajaran matematika menyebabkan siswa kurang aktif menemukan sebuah konsep matematika. Masih mengandalkan cara yang konvensional, berupa pengumuman. Hal ini sangat tidak sesuai dengan perkembangan kognitif anak SD yang masih operasional konkret. Keterbatasan guru dalam penguasaan konsep dan cara mengajarkannya ke siswa dengan menggunakan alat peraga juga merupakan kendala tersendiri sehingga matematika terasa sulit dirasakan anak-anak. Bagi mereka matematika hanya ada rumus dan soal hitungan yang membosankan. Anak-anak juga tidak mengerti apa maksud mereka belajar mata pelajaran ini jika harus diterapkan di dalam kehidupan mereka sehari-hari. Adanya pemisahan pelajaran matematika dengan kehidupan siswa menjadi penyebab pula anak-anak tak suka matematika.
Kasus-kasus di atas rupanya menjadi prioritas yang harus dicari jalan keluarnya. Beberapa tahun ini, sejak kemunculan Kurikulum Berbasis Kompetensi, pemerintah pun banyak mensosialisasikan tentang cara atau metode pembelajaran matematika yang menyenangkan. Namun fakta di lapangan, masih banyak guru-guru yang mengajar dengan cara konvensional. Pelatihan Matematika untuk Guru SD/MI yang diselenggarakan oleh Yayasan Konsorsium Pendidikan Islam ini bersifat aplikatif, bukan teoritif. Pola pembelajaran konsep dengan 4 tahapannya mengajak guru untuk mengemas pembelajaran matematika dengan cara yang menyenangkan dan senantiasa melibatkan siswa. Tentu saja tetap memperhatikan penggunaan alat peraga untuk menurunkan derajat keabstrakan konsep matematika yang sedang dipelajari anak-anak. Sesi scope and sequence dalam pelatihan juga mengajak guru untuk bisa bekerja sama dengan guru lainnya membuat cakupan dan kedalaman tiap materi dari setiap jenjang sehingga ada kesinambungan materi (terkait dengan konsep dasar, terkembang, dan ketrampilan) dan tidak ada tumpang tindih.
Sampai saat ini, kurang lebih 9.000 guru telah menyentuh dan merasakan pelatihaan Matematika ini, tersebar di kota-kota Jawa Timur, Jawa Tengah, Bandung, Jakarta, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Timur.
Selama tahun 2008, berdasarkan terstimoni peserta pelatihan didapatkan hasil bahwa 59,39% peserta menyatakan pelatihan Matematika yang diselenggarakan sangat menarik, 51,88% menyenangkan, 58,92% mudah dipahami, dan 60,41% mudah diaplikasikan. Selebihnya peserta begitu merasakan banyak manfaat dari pelatihan (70,90%) dan banyak hal baru yang mereka dapatkan (53,72%) sehingga memberikan pengaruh yang besar bagi profesi mereka sebagai guru (37,85%). Hal ini juga disebabkan 59,18% peserta pernah mengikuti pelatihan sejenis ini sebanyak sekali. Oleh karena itu, 57,22% peserta menyatakan bahwa pelatihan ini perlu ditindaklanjuti. Berikut beberapa komentar tertulis peserta tentang pelatihan matematika Yayasan Konsorsium Pendidikan Islam tahun 2005-2008:
”Begitu langkanya sebuah pelatihan yang seperti ini shg belum dpt scr efektif merubah metode pembelajaran yg selama ini telah diterapkan. Mbok ya hoo lebih sering & setingkat kabupaten sudah seperti ini” (SDIT Al Uswah Surabaya)
”WOUWWW !!! LUAR BIASA singkat, padat, efisien, efektif INOVATIF banget!” (Depag Pasuruan)
”Aku Kasmaran” (Depag Pasuruan)
”Saya ingin les dg ust n ustzh trainer anda org2 hebat” (Badrussalam Magetan)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar